Home » »

Masih Tentang Teknologi Kontrol Elektronik di MotoGP

Masih Tentang Teknologi Kontrol Elektronik di MotoGP

advertisements
NIh foto yang di posting di Twitter oleh Augusto de Moreno Carlos

Lagi ??? bahas tentang kontrol elektronik motoGP lagi ??
emang nya nyampe ya pemahaman nya sampe ke situ...??
mungkin demikian pertanyaan orang-orang yang skeptis... :)
tapi itu tak perlu kita ambil pusing, setidaknya kita masih mau untuk belajar, dan coba memahami, seperti apa sih kontrol yang di pakai di ajang balap Prototype itu ??
setinggi apa teknologi yang di tanamkan di di motor-motor berharga jutaan Euro itu ??
ada ga contoh aplikasi nya di sekitar kita sehari-hari ??

dan berikut ini adalah hasil terjemahan bebas ku  (lagi..) dari seorang jurnalis beken yang sangat akrab dengan ajang balap paling bergengsi itu..
kalu ada salah terjemahan, tolong di koreksi ya bro n sist...


Bagaimana Robot ASIMO Membantu Pengembangan Paket Kontrol Elektronik Honda MotoGP
Ditulis oleh David Emmett pada Minggu, 2012-01-22 18:22

di Honda, Yamaha MotoGP

Kemajuan pesat yang telah diraih Honda MotoGP dalam dua musim terakhir di fokuskan pada dua
area, yaitu sasis dan elektronik.
Fokus pekerjaan adalah membenahi sasis RC212V yang dilakukan sejak pertengahan musim 2010, ketika pabrikan Honda mencoba lima variasi Rangka yang berbeda dan dikombinasikan beberapa swingarm, sebelum mendapatkan paket motor yang mumpuni di awal musim 2011.
seiring dengan pengembangan sasis, Honda bekerja keras selama dua tahun untuk meningkatkan paket elektronik motor MotoGP mereka, bahkan merekrut dua staf ahli Yamaha untuk mengerjakan paket elektronik HRC.
di tangan Casey Stoner mesin yang mereka hasilkan, terbukti tak terkalahkan sepanjang musim 2011.

Sebuah foto yang diposting di Twitter oleh Augusto de Moreno Carlos, seorang editor majalah Spanyol Motociclismo, memberikan gambaran bagaimana perkembangan teknologi dapat menjadi suatu metode yang menarik. Foto itu menunjukkan bagaimana ASIMO, robot produksi Honda dibangun sebagai contoh aplikasi teknologi dari proyek R & D, yang menyediakan sebagian teknologi penting untuk mesin MotoGP HRC.antara lain inklinometer multidimensi yang digunakan oleh RC212V untuk mendeteksi posisinya (posisi motor motoGP),yang merupakan pengembangan langsung dari sistem yang digunakan oleh ASIMO untuk memantau keseimbangan robot saat berjalan dan berlari.

inklinometer, yang terdiri dari perpaduan giroskop dan akselerometer, memberikan informasi tentang bagaimana posisi motor berubah: Apakah motor berbelok terlalu dalam ? Apakah motor terangkat roda depan nya karena tenaga berlebih , atau terlalu menukik saat pengerem-an ? seberapa keras tekanan pengereman ? Seberapa cepat motor memasuki tikungan ?
Berdasarkan informasi ini, paket sistem elektronik pada RC212V dapat mengubah karakteristik tenaga mesin yang membantu pembalap mengendalikan motornya lebih baik.

Dengan menyensor motor yang sedang dalam pengereman keras-kemudian menggabungkan informasi tekanan rem dengan data dari inklinometer tentang posisi dari motor-elektronik dapat mengatur besarnya tenaga pengereman mesin yang harus di terapkan.
Dengan menyensor kemiringan motor saat menikung dengan cepat, transfer tenaga dari mesin ke roda belakang dibuat halus untuk mencegah ban belakang kehilangan traksi dan selip yang dapat menyebabkan pembalap terlempar (high side ).
Dengan menyensor posisi motor yang di tegakkan lagi oleh pembalap setelah keluar dari tikungan, transfer tenaga  dari mesin dapat dikirim spontan ke roda belakang, dan pembalap dapat segera berakselerasi saat motor mulai dalam posisi tegak.

Meskipun sangat logis bila kita melihatnya hanya sebagai penonton,tapi ini tetaplah sangat menarik, karena sistem elektronik yang dipakai untuk memantau sebuah motor MotoGP ternyata berasal dari robot berjalan dengan dua kakinya yaitu ASIMO. Gerakan bipedal-(berjalan tegak dengan dua kaki)-adalah suatu gerakan yang kompleks, membutuhkan pengendalian pusat gravitasi yang selalu berubah,

Honda menerbitkan sebagian detail dari ASIMO, sebagai panduan teknis pengguna.
Meskipun kecepatan robot Asimo jauh lebih rendah; kecepatan tertinggi robot ASIMO hanya 9 km/jam saat berlari, sedikit lebih cepat dari pada manusia berjalan- kompleksitas dan kecepatan pengolahan data yang diperlukan motor RC212V pada umumnya mirip,
fakta bahwa kedua roda pada motor RC-V, relatif lebih kaku namun tetap berarti transisi simultan antara kedua rodanya dan posisinya di track balap.
Faktanya ASIMO menyalin bermacam gerakan bebas yang dimiliki badan dan kaki manusia yang di translasikan ASIMO dalam beberapa variebel data dan angka, dan ini di proses lagi oleh otak ASIMO pada tingkat lebih lanjut.

Sementara itu sudah banyak prestasi Honda ketika membangun paketan sistem manajemen elektronik RC212V ini,namun paket elektronik mereka sebelumnya tidak memberikan keuntungan lebih seperti paket turunan Honda ASIMO ini.
Paket Elektronik yang digunakan oleh Yamaha dan Ducati pun sama kompleks nya, Bahkan Yamaha telah mengungkapkan ketika di Valencia bahwa paket elektronik mereka menggunakan prediksi algoritma untuk menyesuaikan kontrol untuk memantau tingkat keausan ban dan konsumsi bahan bakar tiap lap.
Paket elektronik Yamaha ini, terus memantau reaksi motor berdasarkan respon dari ban dan menggunakan data yang dikumpulkan dari sesi latihan.
Kalkulasi Elektronik motor Yamaha ini selalu berubah dan beradaptasi berdasarkan umpan balik dari Motor itu sendiri, dan kalkulasi barunya dihitung untuk lap berikut berdasarkan umpan balik itu.

Sistem elektronik Yamaha, seperti Honda , menggunakan sensor gyroskopik dan akselerometer untuk mendeteksi pergerakan motor dan beradaptasi dengan itu : dua tahun sebelumnya, Yamaha mengganti sistem yang mencegah terangkatnya roda depan mereka dengan data yang berasal dari sensor pergerakan suspensi,
sensor gyroskopik mendata pergerakan motor di lintasan . Itu berarti bahwa melayangnya roda depan dapat terdeteksi sebelum roda depan terangkat dari aspal lintasan dan untuk mengatasinya garpu depan didorong memanjang penuh, dan tenaga motor bisa dipangkas segera, tetapi tetap cukup untuk berakselerasi.

Dari kedua data tersebut,baik Honda dan Yamaha menunjukkan bahwa sistem elektronik membatasi tenaga pada motor MotoGP-seperti yang di atur Carmelo Ezpeleta untuk musim 2013 dan seterusnya - bukanlah suatu hal yang sederhana.
Data pergerakan motor yang di himpun dari gyros dan accelerometers menjadi demikian penting, seperti efek marjinal yang dilakukan dengan melarang penggunaan data GPS pada musim ini.
meskipun hal ini masih diperdebatkan, pelarangan penggunaan data dari paket inklinometer akan  berdampak lebih besar pada sistem kontrol motor MotoGP daripada melarang penggunaan GPS yang lalu.

Dengan absen nya data accelerometer, sistem kontrol wheelie akan lebih sulit di buat, dan team pabrikan harus kembali mengandalkan data dari sensor supensi.
Dengan absen nya data dari sensor gyros, maka informasi tentang kemiringan motor di tikungan sangat terbatas, sehingga sulit untuk mengontrol bukaan gas dan transfer tenaga kembali berdasarkan sudut kemiringan motor di tikungan.
Pengendalian motor  akan kembali di pegang sepenuhnya oleh pembalap yang minim perangkat elektronik, seperti era motoGP 4tak awal pada tahun 2001.

Diberikan nya kebebasan untuk memprogram ECU seperti yang mereka inginkan,berarti para programmer elektronik akan segera bekerja menyelesaikan masalah di sekitar mereka.
Meskipun data yang presisi tentang sudut kemiringan motor dan akselerasi mungkin hilang , data yang dikumpulkan melalui penggabungan paket data, bisa digunakan untuk mensimulasikan pergerakan motor cukup tepat. walaupun hanya menggunakan data dari rem, putaran mesin, posisi bukaan gas, roda gigi yang dipilih dan rasio roda giginya, posisi motor dapat digambarkan dengan akurat.

Dengan menggunakan data tersebut, para programmer dapat menebak pergerakan motor dengan baik, dan menyesuaikan respon bukaan gas dan pemetaan tenaga mesin yang diperlukan. cara ini tidak akan seakurat menggunakan inclinometer, tetapi sudah cukup baik.

Larangan penggunaan data inklinometer ini sangat sulit di lakukan.kenapa ??
Karena siapapun juga yang membawa smartphone modern, dia juga membawa accelerometer dan giroskop, kemampuan smartphone untuk merubah mode tampilan (seperti portrait dan landscape) hanya dengan memiringkan dan membalik telepon merupakan kemampuan yang di sediakan oleh accelerometer dan giroskop mini ini.

Ukuran sensor yang terpasang pada ponsel moderen sangat kecil : yang umum digunakan tiga - sumbu sensor gyroscopic digital. Dan sensor ini hanya berukuran 4mm x 4mm x 0.9mm.
Harganya pun tidak mahal : mudah dipasang pada papan sirkuit, dan harganya di bawah $50.
semakin kecil sensor ini, semakin mudah untuk di sembunyikan, satu-satunya pilihan untuk mengendalikan penggunaannya adalah dengan memantau data yang masuk ke ECU, atau membatasi spesifikasi ECU yang boleh di gunakan dan membatasi parameter yang tersedia untuk para programer.

Mengendalikan perkembangan penggunaan sistem kontrol elektronik di dunia balap motor tidaklah mudah, dan penerapan nya menjembatani teknologi balap dan aplikasi lainnya - contohnya penggunaan teknologi dari robot yang mampu berjalan pada motor MotoGP - tentu bertentangan dengan kepentingan produsen.
Mencari titik temu yang memungkinkan pihak produsen untuk melakukan riset dan pengembangan
yang fungsional sambil mengikuti ajang balap spektakuler sangatlah sulit.
Namun mengingat betapa mengerikan nya tingkat konsumsi bahan bakar di motoGP era 800cc, Riset dan pengembangan itu menjadi sangat diperlukan.

Tanpa kontrol elektronik canggih..tuh ban belakang #26 pasti dah nyalip ban depan nya :D

Tanpa sensor canggih, ga mungkin bisa di tekuk seperti ini kan ??
 Demikian tulisan dari David Emmet yang bisa kita pelajari saat ini..
nah, ternyata di sekitar kita pun banyak kita jumpai alat-alat yang menggunakan teknologi canggih seperti yang tertanam di moto-motor MotoGP  kan ??
contoh simpelnya ya itu tadi...Smartphone atau ponsel pintar.
contoh lain nya...mungkin ada yang mau menambahkan ??

sementara itu...sambil neduh bareng mba-mba Umbrella girl ini kali ya....
biar ga panas mikirin contoh lain dari sensor gyroskop n accelerometer...
Panas ??.... sini di payungin... :p
silahkan di tambahin kalo ada yang kurang yaa...
sumbernya dari Sini dan Sini juga
thank u......
advertisements

2 komentar:

  1. weh...rumit juga ternyata...
    montore kokean tombol..

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang Rumit mas...apa lagi kalo kita liat foto RCV atau M1 yang masih telanjang...
      mesin'nya ga keliatan gede...tapi kabel-kabel sensor berseliweran..
      tapi hebatnya lagi, itu semua bisa di setting lewat transponder....
      walaupun motor sedang melaju di track, masih bisa di rubah setting'an nya...
      hanya butuh 3 - 6lap untuk memindahkan setting dari komputer di pitlane ke motor, walaupun pembalapnya masih tancap gas di lintasan..dan tanpa mencet-mencet tombol :D ( tetep konsen di lintasan )..
      setelah semua transfer data selesai...wuss...wussss... tambah ngibrit motor'nya mas...

      tapi...kalau ada salah satu sensor yang malfungsi...kejadiannya kaya Dani Pedrosa di aragon kemaren...
      backup proses sinkronisasi telat...dan akhirnya motor jadi liar...high side dan ga dapet poin ujung-ujung nya...

      anyway...terimakasih untuk kunjungannya ya mas... :)

      Hapus

Pengikut